18 September 2025
KOMUNITAS:
Pada Senin, 15 September 2025, pkl. 12.00-13.30 WIB, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STF Driyarkara secara resmi meluncurkan sebuah Pusat Studi Konflik dan Humanitarianisme. Peluncuran Pusat Studi ini dilaksanakan secara daring melalui zoom-meeting. Inisiatif dibukanya Pusat studi ini bersumber dari Misi STF Driyarkara (STFD) untuk menjadi pusat pengembangan pemikiran yang dapat dipertanggungjawabkan, berorientasi pada nilai kemanusiaan universal,cita-cita bangsa Indonesia serta dialog iman dan keyakinan yang terbuka.
Peluncuran Pusat Studi ini dilakukan oleh Ketua STF Driyarkara, Dr. Lili Tjahjadi dan dihadiri Kepala LPPM SFTD, Yoseph Agut, Lic.Th., Direktur Program Pasca STFD, Dr. Karlina Supelli, Koordinator Pusat Studi STFD, Dr. Budi Hernawan, Sekretaris Pusat Studi, Dr. Stella Hutagalung, serta duapuluh peserta Forum Diskusi Regional Online Asians Speak.
Peresmian ini dilanjutkan dengan kegiatan peluncuran Asians Speak: Forum Diskusi Regional Online tentang Konflik dan Humanitarianisme. Asians Speak merupakan sebuah forum diskusi regional yang digagas oleh Pusat Studi Konflik dan Humanitarianisme. Forum diskusi daring ini dimaksudkan sebagai ruang dialog yang aman antara para peneliti, aktivis, akademisi, dan praktisi Asia di bidang konflik dan kemanusiaan untuk membangun jejaring solidaritas sehingga ditata dengan Chatham House Rules. Diskusi perdana ini dihadiri oleh 20 orang peserta dari berbagai negara, seperti Jepang, Srilanka, Myanmar, Thailand, Filipina, Malaysia, Timor Leste, dan Indonesia.
Tema kegiatan perdana Asians Speaks ini, yakni Faith in Action. Empat orang nara sumber dihadirkan untuk memantik diskusi pada kesempatan ini yakni Nonglak Kaeophokha (Spirit in Education Movement, Thailand), Fr Irsan Rimawal, SJ (Myanmar Jesuit Region, Myanmar), Sheikh Mahir Loderson (Fhatwa Institute Foundation Inc. Filipina), dan Rode Wanimbo (Evangelical Church of Indonesia in West Papua, Jayapura). Para pembicara yang mumpuni di dunia kemanusiaan ini membagikan refleksi, pengalaman, dan harapan terhadap krisis kemanusiaan yang mereka hadapi di West Papua, perbatasan Thailand-Myanmar, di dalam Myanmar, hingga Mindanao yang masih terus bergolak. Diskusi serius tapi santai ini dipandu oleh Dr. Budi Hernawan, selaku Koordinator Pusat Studi Konflik dan Humanitarianisme STF Driyarkara.
Data lengkap dan akurat membantu memperlancar proses pembelajaran.
Nearly 95% of International Students Driyarkara Philosophy High School recommends to other students to study Philosophy at our place.